Delvin menatap layar yang sudah kembali normal, dengan rasa terkejutnya yang masih belum bisa meyakini apa yang terjadi pada hari ini.
"Ada apa, Nak?" Agung masuk ke dalam ruang rawat Delvin, dan menemukan anaknya yang tengah termenung dengan tatapan lurus ke depan.
Delvin melihat sekarang ayahnya tengah melangkah menuju dirinya. Ia pun tersenyum, sembari menggeleng pelan. "Tidak ada, Papi."
"Katakan saja, Papi cukup tahu kalau kamu itu tidak bisa berbohong. Apa yang sedang mengganggu pikiran kamu sekarang ini, Nak?" tanya Agung, seraya duduk pada kursi yang ada di sana.
Agung memperhatikan wajah Delvin yang terlihat cukup shock ini. Ia tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada anaknya, tapi yang jelas sesuatu yang membuatnya terkejut membuat dirinya terguncang sedikit.
"Papi, apa kita tidak boleh untuk menaruh rasa percaya pada siapa pun? Bahkan pada orang yang cukup dekat dengan kita?" Delvin menatap Agung, dengan tatapan lesunya.