Putri masuk ke dalam rumahnya dengan langkah tergesa. Ia ingin menuju kamarnya dan merebahkan tubuh di sana, sekaligus meluruskan punggungnya yang terasa pegal.
Namun, baru saja mengambil napas dengan tenangnya, sekarang terdengar ketukan keras di luar pintu tersebut. Putri beranjak malas dari tidurnya, dan membuka untuk bersiap memarahi orang yang ada di luar sana.
"Kamu mengerti sopan santun tidak sih-" Putri terbelalak ketika melihat Agung yang ternyata berdiri di hadapannya. Ia merentangkan tangan untuk memeluk ayahnya itu, tapi belum juga melakukan itu sudah dicegah terlebih dahulu.
Tatapan Agung sangat dingin, dan cukup mengerikan ketika tengah serius seperti ini.
"Papi, maaf," ucap Putri, dengan suara lirihnya. Menunduk dalam-dalam, sebab menakutkan ketika melihat wajah ayahnya yang terlihat seperti orang memiliki masalah, dan juga seperti orang yang tengah marah besar. "Papi, apa ada masalah?"