Nikita menggeleng cepat. Ia menoleh ke belakang dan melihat kursi yang ada di sana, ditariknya untuk bisa dibawa dekat Delvin. Duduk dengan santai, sembari tatapan mata yang tidak teralih sedikit pun dari wajah anaknya itu.
"Bagaimana? Apa semua peluru itu melukaimu cukup parah, Delvin?" tanya Nikita, senyum miring tercetak jelas pada wajahnya.
Delvin hanya bisa menggeleng pelan ketika mendengar pertanyaan macam apa yang dilontarkan oleh ibunya ini. Kenapa seolah-olah merasa bahagia yang tidak terkira, ada apa ini?
"Kenapa Mami ... bertanya seperti itu padaku? Tentu saja semua pelurunya melukai tubuhku," keluh Delvin, dengan ringisan kecil keluar dari mulutnya tersebut.
Namun, sayang sekali, itu tidak membuat hati Nikita membaik. Justru mimik dari wajah Delvin membuatnya tersenyum lebar, seolah merasa kepuasan tersendiri dan mengundang tanda tanya dalam benak lelaki itu sendiri.