Lavanya melihat Nikita seperti orang yang sedang ketakutan, hanya bisa menyunggingkan senyum masamnya. Ia melipat kedua tangan di depan dadanya, sembari berkata, "Jangan mencoba untuk mencari masalah dengan saya, Tante. Atau mungkin saya bisa untuk angkat bicara sekarang juga, pada semua orang."
Nikita menatap Lavanya dengan jengkel. Ia akhirnya memutuskan untuk pergi saja menemui Delvin yang katanya sedang berada di ruangan yang tidak berada jauh dari tempat ini, daripada berdebat lebih banyak dan membuat masalah baru lagi.
"Sial! Aku kira dia tidak mengetahui apa-apa," batin Nikita, sepanjang jalan terus menggerutu kesal sebab ancaman dari Lavanya. "Bahkan, ketika aku bekerja dengan sangat hati-hati, tetap saja terbongar di depannya. Ini benar-benar menyebalkan."
Lavanya melihat Nikita yang pergi dari hadapannya, hanya bisa menahan tawa saja. "Dasar ibu-ibu aneh! Kamu pikir bisa main-main denganku? Cih, terlalu menghalu!"