Ilona menggeleng pelan. Lebih tepatnya ia tidak merasa ada kata-kata lain yang baginya janggal, mungkin hanya itu saja yang menurutnya dipertanyakan.
"Sebenarnya Delvin ini kenapa sih, Kak? Dan kenapa juga ada orang yang tiba-tiba untuk membunuhnya begini?" berondong Ilona, dengan mata berkaca-kaca menatap Lavanya cukup heran. "Memangnya apa sih kesalahan dia tuh?"
Lavanya menggeleng pelan, dan kembali memeluk adiknya. Ia tidak bisa membiarkan hal seperti ini terus menerus, mungkin alangkah baiknya memberikan kabar pada sang suami.
'Sayang, tolong pergi ke rumah sakit sekarang. Kami berdua ada di sini, dan sekarang ada di UGD.'
Lavanya mengirimkan pesan singkat itu pada Kenzi. Ia tidak tahan untuk melihat Ilona yang terus meracau seperti itu, karena hal yang begini terlihat jelas dengan perasaannya yang masih belum rela untuk melepaskan Delvin sepenuhnya.