Esok harinya, Delvin memutuskan untuk mengatakan saja apa yang sudah menjadi rencanannya, tidak perduli dengan apa yang diancam oleh Nikita. Ini adalah hidupnya, dan tidak ada satu orang pun yang bisa mengubahnya sama sekali, bahkan tidak untuk takdir.
Delvin membawa tas yang berisikan oleh-oleh untuk Ilona ini ke dalam mobil. Saat suasana rumah sudah sepi dan saat anggota keluarga sedang menjalani rutinitas kesehariannya. "Ini adalah momen paling tepat," pikirnya.
Sepanjang perjalanan, Delvin tersenyum bahagia. Ia merasakan hatinya seperti kembang api, saking bahagia sekaligus gemetar untuk mengungkapkan satu keinginannya ini di hadapan Ilona langsung.
Menarik napas panjang, saat sudah hampir sampai pada rumah orang yang dipujanya ini. Delvin membunyikan klakson agar gerbang tersebut terbuka, dan membiarkan dirinya masuk ke dalam.