Putri menyengir lebar dengan anggukan semangat. "Kenal sih belum, Mi. Hanya saja aku sempat bertemu dengannya, tetapi ... dia sangat dingin dan bahkan jarang sekali untuk bicara."
Nikita dan Cantika yang mendengarnya tertawa kecil. Mereka berdua sangat paham bagaimana karakter dari Kenzo itu, tidak suka dengan basa-basi. Dan memang agak tertutup juga anaknya.
"Ca, lihatlah ... anak kita ternyata sudah saling mengenal rupanya," bisik Nikita, dengan senyum lebarnya yang terulas.
Entah kenapa dalam hatinya, Cantika merasa putrinya memang cocok jika bersama dengan Kenzo. Ia ingin sekali jika mereka berdua bisa menjadi sepasang kekasih. Mungkin ini adalah kabar yang sangat membahagiakan untuknya.
Cantika melirik ke arah Nikita yang sedari tadi terus menerus memperhatikan anak lelakinya itu yang nampak kurang nyaman. Ia pun segera mengambil pembicaraan apa pun itu, hingga akhirnya semua mengalir begitu saja.
