Delvin mempercepat laju kendaraannya, dan begitu fokus agar bisa sampai di kantornya. Sepanjang jalan ia tidak memikirkan Netty sama sekali, baginya itu adalah wanita aneh yang mengaku pernah mengenalnya saja, tidak lebih dari itu.
Iya, Netty bisa dibilang mencintai secara sepihak saja, dan tentu saja dalam hatinya berharap sedikit agar Delvin bisa akrab dengannya. Atau mungkin berdoa pada Tuhan agar bisa ditakdirkan dekat, paling tidak saling mengenal saja itu sudah lebih dari cukup.
Selang beberapa saat, Delvin kini sudah sampai di pelataran kantor. Ia berhenti di depan lobby dan menyerahkan kunci tersebut pada satpam yang berjaga depan pintu, tidak lupa untuk menyuruhnya ke atas menemui dirinya di sana.
"Pak, tolong parkirkan mobil saya ini ya, dan nanti setelahnya jangan lupa untuk naik ke atas!" titah Delvin, dengan tangan yang membereskan jasnya.