"Memangnya ada apa dengan Delvin? Apa dia pernah berbuat kesalahan yang tidak bisa kamu terima, Dek?" tanya Cantika pada Ilona dengan seriusnya.
Ilona menggeleng pelan. Ia tidak mungkin berbicara jujur mengenai semua kisah masa lalu yang belum sepenuhnya terbuka, dan semua ini hanya ada di dalam sudut pandang Delvin saja, bukan dirinya.
Terjebak pada perasaan yang nyaman, itu sungguh membuatnya bodoh. Ilona tidak ingin jika harus kembali lagi bersama Delvin, karena seseorang yang ada di belakangnya itu sangat menakutkan.
"Tidak ada, Ibu. Ilo hanya merasa bersama Delvin ... sudah tidak ada kecocokan lagi, sedangkan ingatan saja belum sepenuhnya pulih," tutur Ilona yang dibalas sebuah anggukan oleh Cantika.
Cantika kini paham, jika Ilona sudah tidak ada lagi perasaan apa pun bersama Delvin. Ia harus mulai mencari alasan untuk menunda pembahasan status hubungan mereka, karena ini tentang kehidupan anaknya yang sama sekali tidak memerlukan waktu yang cepat.
