Ilona menghela napas kasar, dengan tangan yang mengelus dadanya, pertanda mencoba untuk sabar.
"Ibu, kenapa malah mendoakan Ilo supaya gila sih?" rengek Ilona kesal.
Cantika mencoba untuk menahan tawanya, dan tetap menampilkan wajah datar. "Mau bagaimana lagi, kata orang tua zaman dulu, kalau ada orang yang suka melamun itu lama-lama ya ... akan menjadi gila soalnya. Ilo mau begitu?"
Ilona melemparkan tatapan sengit ke arah ibunya yang membuat kesal itu. Apa-apaan coba bilang jika kebanyakan melamun pasti akan membuat seseorang menjadi gila, hanya omong kosong dan terdengar seperti bualan saja.
"Ibu, kenapa tidak berbeda jauh dengan Kak Kenzi ya? Sama-sama mengesalkan orangnya."
"Sudah, tidak masalah! Kan itu pilihan kamu sendiri, jadi Ibu juga tidak akan memaksa," ucap Cantika dengan ringannya.
Disaat Ilona dan Cantika tengah asyik untuk saling beradu argumen, kini seorang lelaki lengkap dengan jas putihnya, datang di hadapan mereka dan mulai menegurnya.