Aku tidak mengikuti tiga barisan yang menyerang di bawah, aku justru mengalihkan perhatiannya dari atas bersama Azfar dengan menggunakan panah yang telah aku siapkan dari tanaman di bawah.
Untuk anak panahnya seperti biasa aku menggunakan elemen air untuk terus menerjang dan menghujani nada tersebut tanpa henti.
Tentu saja hal itu menyebalkan baginya sehingga dia melupakan tiga pasukan yang ingin menyerangnya di area bawah.
"Bagus terus lihatlah ke atas!"
Misi tiga pasukan di bawah adalah membuka sisik atau mengambilnya dari kulit naga tersebut, bagaimana caranya? Itu tergantung keberuntungan mereka.
Jika memang tidak ada cara lain dan mereka tidak memiliki celah untuk mengambil sisik naga tersebut aku akan turun dan langsung berhadapan dengannya.
Tiba-tiba mulutnya berubah menjadi merah dan mengeluarkan lava.
"Semuanya berlindung!"