Keesokan pagi harinya matahari bersinar dan masuk ke dalam kaca sehingga rasa hangat mengembalikan Sukma.
Lenguhan kami bertiga meledakkan tulang punggung. Sekali kali mata kami mengerjap agar kesadaran kembali penuh.
Saat aku Azfar, rupanya dia sudah bangun dan menungguku di luar. Dengan merangkak aku pun membuka pintu dan mencoba keluar dalam sempitnya kereta kuda.
"Selamat pagi Az-! Ooa!" Karena tidak fokus aku pun terjatuh dari kereta kuda hingga menelentangkan tubuhku yang masih dalam keadaan lemas.
Kuningnya langit membuatku terpanah akan indahnya langit tanpa awan.
Langit yang jernih membuat pikiranku pun melayang tinggi hingga kau tidak memikirkan apa pun saat memandang keindahan alam yang satu ini.
Setelah puas akhirnya aku duduk dan melihat peti bola yang berada di depanku. Lilit turun dan menyusul sembari meregangkan tulang-tulangnya walau masih dalam keadaan menguap.
"Jadi bagaimana Apa yang akan kita lakukan setelah ini?" tanya Lili.