Sesat pandanganku kabur dan terasa ingin jatuh tapi aku terus memaksa diri ini terus tersadar hingga pandanganku jelas kembali.
"Aku tidak akan menyerah begitu saja!" teriakku.
Aku mengumpulkan sihir hitam dan memotong pedang itu kemudian memutarkan tangan untuk menargetkan kepala Aya.
Dengan mudahnya dia mengelak.
"Hah! Hah!" Dengan nekatku masukkan jariku untuk mengambil patahan es di dalam ulu hatiku.
Trang!
"Heal!"
"Hmm, kau sudah mengusai sihir Lavanya rupanya," ucapnya.
"Ahaha, jangan sok merendah untuk meninggi. Aku tahu kau hanya bermain-main denganku, kemenanganku mungkin di bawah 3% tapi selama masih ada kesempatan aku tidak akan menyerah tanpa mencobanya terlebih dahulu!" jawabku.
Wajah pongahnya melayu dan menjadi dingin kembali. Dia menunjuk kembali dan kali ini Leviethan putih maju dengan Yeti di bawahnya.
"Jika dia saja seserius ini melawan serangga sepertiku, aku juga tidak boleh setengah-setengah melawannya."