Kita melanjutkan perjalanan, kali ini perjalanan kami tidak terhambat tanpa halangan dan lancar. Ternyata hanya dalam satu jam kami sudah berada di lereng gunung.
Sebagian di antara kami memilih untuk tetap tinggal dan menunggu barang bawaan kami. Setiap kelompok yang sudah di tentukan berpencar untuk mencari cara tercepat untuk sampai ke balik gunung ini.
"Ayooo!" teriakku.
Para pasukan terheran melihatku dan Farto.
"Eee! Itu curang!" teriak pasukan dari kelompok lain.
Aku dan Farto menaiki Hyuner untuk mempersingkat pendakian kami. Mengendarai Hyuner jauh lebih susah dari pada Azfar.
Tapi keistimewaan Hyuner adalah dengan kaki yang banyak bagian punggungnya dapat tetap stabil walaupun jalur yang ia lalui tidak rata.
"Farto, aku tidak tanggung jawab atas kematianmu jika kau terjatuh!" ucapku.
"Nona Lisa! Jangan bercanda di saat kematian ada di depan mataku.
Saat jalur sudah mulai buntu waktunya Hyuner melakukan manuvernya.
"Farto, berpegangan padaku!" pintaku.