Jantungku seperti hampir melompat ke mulut saat tanpa aba-aba, Darren meraih pinggangku dan merangkulnya dari samping tanpa tahu malu.
Kelewatan sekali dia!
"Ish! Apaan, sih!"
Sontak aku melepas dengan kasar rangkulan tangan Darren yang melingkar tak tahu etika di pinggangku.
"Kurang ajar banget!" desisku sambil melotot tajam.
Melihat kemarahanku, Darren menanggapi santai, sedangkan wanita cantik bernama Gea yang dalam gendongannya ada seorang anak balita, justru tersenyum padaku sambil geleng kepala.
"Kalian pasangan yang serasi. Kakak prefer kamu sama yang ini, sih, De. Daripada cewek-cewek kamu yang sebelumnya," ucap wanita berhidung mancung itu sesaat setelah menatapku sekilas.
Deg!
Aku membelalak lebar.
Cewek-cewek dia yang sebelumnya? Ada berapa?
Meski sangat ingin berteriak serta menolak tegas pendapat wanita cantik bertubuh tinggi itu, aku memilih diam daripada harus menjadi pusat perhatian.
Malu!