"Berlima maksudnya? Ibu mau Mengajak siapa?" aku mulai curiga dengan ucapan Mertuaku itu. jangan jangan selingkuhan Mas Dani?
"Eh, anu ... Maksudku mengajakmu! Ya ... pas kita berlima." Ibu salah tingkah. Ibu memang tidak pandai berbohong. Pasti ada yang disembunikan oleh Ibu
"Wah ternyata menantu Bu Intan baik, ya. Ngasih tiket liburan, tadi katanya pelit, suka marah-marah dan mandul," ucap Ibu berkaos biru itu lagi.
Deg!
Ucapan yang sangat menyakitkan hati. Aku yang mendengarnya terkejut. Langsung Melihat dengan sengit ke arah mertuaku yang juga sedang melotot kepada temannya itu. sedangkan yang ditatap hanya nyengir nggak jelas.
"Apa maksud Ibu berkata seperti itu pada mereka?" cercaku kepada Ibu
"Lha? Kan memang benar, dua tahun nikah belum punya anak berarti kamu mandul!" mertua berkata tanpa memikirkan perasaanku.
Bukankah maslah anak adlah di luar kuasaku? Mas Dani pun selalu menolak bila kuminta untuk periksa. Katanya biar alami saja.