[Sebentar, sebentar. Ini maksudnya apa?]
[Aku baru tahu kemarin Tante Rita berkunjung ke rumah. Mas Revan harus sudah mempunyai keturunan kalau ingin warisan dari almarhum papa tirinya. Opsi kedua, mas Revan
Aku benar-benar bingung mencerna informasi yang diberikan Mutia.
[Tunggu, tunggu. Papa tiri?]
[Iya, papa tiri. Memang Mbak nggak tahu? Aku harap, mereka tidak mengambil opsi yang kedua. Itu sangat sangat gila!]
Aku menghembuskan napas kasar. Entah keruwetan apa yang mereka hadapi, sisi baiknya aku keluar dari situasi itu, tapi dengan mengorbankan pernikahanku.
[Mbak? Apa yang akan kamu lakukan sekarang?]
[Aku tidak tahu. Karena aku sudah bukan menjadi bagian dari mereka.]
[What? Jadi mas Krisna sudah mencerai Mbak Anna? Mereka sudah bergerak terlalu cepat.]
[Mungkin ini sudah takdirku. Terima kasih atas informasinya. Dan atas pertemanan kita selama ini.]