Chereads / Menjadi Pasangan Supermodel (Bahasa Indonesia) / Chapter 16 - Albert Immanuel Choi

Chapter 16 - Albert Immanuel Choi

Jasmine merasa bahwa ruangan yang ia masuki hanya kamar mandi, tetapi kenapa suasana disini damai dan lebih menyenangkan dibandingkan ruangan makan itu.

Saat membuka pintu, dia dihadapkan dengan jendela yang memiliki perpotongan yang indah di setiap sisinya. Kaca jendela itu diseka bersih dan hutan bambu serta pohon maple yang rimbun bisa terlihat di luar jendela. Desain jendela itu sekilas terlihat sederhana tetapi memiliki nuansa yang menenangkan ketika di lihat, bahkan gagang pintu kamar mandi memiliki warna mengkilap yang memantulkan cahaya ketika berhadapan langsung dengan lampu.

Lampu kamar mandi sendiri tersembunyi di balik lampu dinding, kontras dengan gaya sederhana dan elegan secara keseluruhan. Dalam cahaya yang terang di kamar mandi itu, pria tersebut tidak peduli dengan kehadiran orang lain. Dia terus menunduk dan dengan hati-hati menatap jari-jarinya, dengan cermat membersihkan setiap sudut, tidak memberi Jasmine celah untuk memulai pembicaraan.

Suasana di Korea Selatan sudah memasuki musim gugur dan cuacanya dingin. Kamar mandi ini memiliki alat pemanas yang ditaruh di atas pintu masuk. Jasmine sekarang sedang berdiri di atas alat pemanas itu dan dia tidak tahan serta merasa malu. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Aura kuat pria itu terkunci rapat di sekeliling dirinya.

Jasmine dengan hati-hati mempertimbangkan tingkah lakunya, apalagi jika pria itu mengatakan ucapan yang tidak menyenangkan secara mendadak.

Sekitar dua menit berlalu, suara magnetik yang merdu mulai terdengar selain suara gemericik air, "Apa kamu ingin mencuci tangan?"

Jasmine mendengar suara pria itu, yang dingin dan acuh tak acuh, seolah-olah dia hanya mengajukan sebuah pertanyaan dengan santai. Karena pihak lain mengambil inisiatif untuk memulai pembicaraan dan memecah kesunyian, Jasmine menjadi sedikit tenang. Lalu, dia tersenyum dan berkata, "Tidak Tuan, terima kasih." Nada yang digunakan oleh Jasmine tenang dan lembut.

Pria di depan wastafel itu mengangkat matanya ke arah suara di belakangnya dan menatap Jasmine tepat di mata melalui cermin. Sekilas, hal itu membuatnya kaget dan dia benar-benar menatap selama sepuluh detik, sebelum menurunkan tatapannya kembali ke jari-jari tangan.

"Orang yang mengejarmu sudah pergi." Responnya.

Pria itu memulai pembicaraan lagi dengan santai, dan Jasmine pun mulai mengambil isyarat dengan berkata, "Terima kasih atas informasinya, aku permisi untuk pergi."

Jasmine tidak mendengar respon berupa balasan, hanya suara air yang masih mengucur terdengar. Karena pria itu tidak mengatakan apa-apa, Jasmine memutar pegangan pintu dan setengah melangkah keluar dari pintu yang mulai terbuka, saat dia tiba-tiba berhenti sebentar. Dia berbalik dan dengan lembut membungkuk, lalu suara ketawa yang renyah terdengar, "Aku meminta maaf telah mengganggu aktivitasmu, Tuan Albert Immanuel Choi."

Kegiatan mencuci tangan pria itu melambat, dia mendongak dan menatap gadis itu melalui cermin. Albert Immanuel Choi mengangkat alis dan berkata, "Kamu mengenalku?"

Bibir Jasmine melengkung dan menunjukan senyum lembut, "Ya, Tuan."

Efek meminum anggur, pipi gadis itu merah padam, memberinya penampilan menarik di bawah cahaya terang.

Albert Immanuel Choi untuk beberapa saat menatap gadis di belakangnya lewat cermin, sebelum bertanya "Siapa namamu?"

"Jasmine Kim."

Kegiatan membersihkan tangan pria tampan itu benar-benar terhenti ketika mendengar nama yang disebutkan, matanya menyipit dan sebuah ekspresi kejutan melintas di matanya. Pada saat ini, Jasmine sudah mengucapkan selamat tinggal dan menutup pintu kamar mandi. Dia sengaja memilih untuk tidak melihat ekspresi pria tampan itu. Tentu saja dia tidak tahu bagaimana ekspresi orang yang dimaksud ketika nama 'Jasmine Kim' terucap.

Jasmine menyusuri koridor yang terang dan elegan, angin sejuk pada malam hari datang masuk melewati jendela, yang akhirnya membuat efek alkohol di dalam tubuhnya meredup perlahan. Dia tidak segera kembali ke ruangan para staf Benecia berkumpul. Dia mulai berpikir mengenai sosok Albert Immanuel Choi.

Nama itu pertama kali dikenal pemilik asli, ketika ia dikontrak dan masuk ke industri fashion.

Sebagai salah satu agensi supermodel terbesar di dunia, IMG Models memiliki selusin supermodel teratas dunia. Ada Shin Yi Yu, supermodel perempuan peringkat ke 5 dunia dan Ha Ji Seol, supermodel pria peringkat 8 dunia. Ada lebih dari 50 model kelas satu, puluhan model kelas dunia dan seterusnya.

Selain model, agensi itu juga bekerja sama dengan sejumlah desainer papan atas dan memiliki studio desain yang sangat bagus. Bisa dikatakan IMG Models adalah salah satu raksasa mode di dunia, jika terjadi sebuah gejolak di dalamnya sudah cukup menimbulkan gempa di industri fashion.

Namun, nama dan posisi Albert Immanuel Choi adalah keberadaan yang aneh.

Meski ia adalah seorang supermodel IMG Models, ia juga merupakan salah satu pemegang saham di agensi itu. Dia memiliki studio sendiri yang berada di lantai teratas IMG Models, studionya terhubung khusus dengan agensi, namun brand yang dimiliki Albert Immanuel Choi tidak berhubungan dengan IMG Models.

Meski semua orang tahu bahwa Albert Immanuel Choi adalah supermodel dari IMG Models, tetapi mereka tidak pernah membandingkannya dengan Ha Ji Seoul atau supermodel kelas satu lainnya.

Bukan karena mereka tidak mau membandingkannya, tapi karena memang tidak sebanding.

Tentu saja, pengetahuan Jasmine tentang pria itu tidak berhubungan dengan IMG Models. Waktu itu, pemilik asli hanya ingin mengetahui siapa supermodel pria dan perempuan teratas di dunia, dan orang pertama yang sangat pantas mendapatkan posisi itu secara alami adalah Albert Immanuel Choi.

Ketika Lily Hwang mengingat nama itu dari memori pemilik asli saat pertama kali datang, dia langsung mencari informasi mengenai pria tampan itu di Internet. Jasmine harus mengakui ketika melihat foto-fotonya, satu kalimat terlintas di benaknya, 'Wajah ini benar-benar bagus'.

Menjadi supermodel bukan hanya berbicara tentang wajah semata. Lily Hwang telah melihat banyak model tampan sejak dia masuk ke industri ini, mungkin juga itu pernah dialami oleh pemilik asli. Tapi saat mereka berjalan di atas catwalk atau berada di depan kamera, rasa yang dimiliki harus tidak terlupakan.

Malam ini, akhirnya dia bisa melihat supermodel pertama dunia.

Albert Immanuel Choi benar-benar luar biasa, seperti apa yang selalu dibayangkan. Hanya dengan berdiri di wastafel, dia seperti mengasingkan segala di sekelilingnya, membentuk penampilan yang unik. Orang bisa membayangkan ketika pria itu berjalan menuruni panggung catwalk, dia akan menjadi raja yang mulia dan elegan.

Memikirkan hal tersebut, darah di tubuh Jasmine mendidih seketika.

'Sepertinya mengasyikan untuk berpikir bisa mengalahkannya,' ucap Jasmine dalam hati dengan percaya diri sambil terkikik geli.

**

Di dunia ini, klasifikasi supermodel tingkat dunia dibagi menjadi tiga. Pertama, klasifikasi supermodel pria, kedua klasifikasi supermodel perempuan, dan ketiga klasifikasi supermodel campuran, klasifikasi ini akan mengkategori urutan pertama sampai terakhir dari supermodel, seperti mencampurkan peringkat di supermodel pria dan perempuan secara bersamaan. Biasanya sangat sulit untuk mempertahankan posisi tiga besar di klasifikasi campuran ini, tetapi berbeda untuk Albert Immanuel Choi. Dia selalu berada di peringkat pertama untuk klasifikasi supermodel pria dan supermodel campuran selama bertahun-tahun.

Tentu saja, Jasmine tidak berpikir dia bisa mengalahkan supermodel peringkat pertama dunia sekarang. Dia belum resmi menjadi supermodel. Tidak, dia bahkan bukan model kelas satu ataupun dua, dia mungkin bisa dianggap sebagai model kelas tiga atau empat.

Jasmine memilih untuk kembali ke ruangan yang berisi staf Benecia dan model dalam suasana hati yang senang. Saat ini, dia melihat Cia Lee sudah kembali duduk di bangkunya. Matanya menjadi gelap saat melihat Jasmine, lalu dia bertanya sambil tersenyum palsu, "Jasmine, darimana saja kamu?"

Jasmine dengan santai membalas pertanyaan Cia dan tidak lagi memperdulikan dirinya. Jasmine tidak melihat saat dia berbalik ke arah lain, Cia Lee menggertakan giginya dan melotot penuh dendam.

Selama dua hari terakhir, bisa digambarkan sebagai dua hari paling sial dalam hidup Cia Lee. Sejak dia memilih bekerjasama dengan Kim Min Ho untuk terhubung dengan kepala editor Chandelier Entertainment, balas dendam yang ingin diberikan untuk Jasmine, ia pikir bisa berjalan mulus, tetapi kenyataannya? Nol besar.

Dia mungkin hanya model tingkat kedua saat ini, tapi keyakinannya selalu kuat untuk bisa menjadi yang pertama bahkan supermodel dunia!