Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

I'M NOT A BAD LUCK WOMAN

iga_emilia
--
chs / week
--
NOT RATINGS
11.1k
Views
Synopsis
"Dasar anak sial !" Sengat seseorang yang berdiri dengan kedua tangan dipinggangnya Seorang gadis yang bekerja sebagai pemandu karaoke atau LC itu tersungkur dilantai, menangis terisak tidak ada satu pembelaan dari orang lain. Kehidupannya malang, semenjak ditinggal pergi tanpa kabar oleh ayahnya. Ejekan, bahkan perlakuan tidak baik dari orang sekitar sudah menjadi makanan keseharian mereka. Kenzo Fabian Perdana Laki-laki yang menjadi pahlawan hidup yang tidak gratis bagi wanita berdarah campuran Alleta Putri Sander. Bagaimana kehidupan Anak Sial itu ? Simak cerita selengkapnya, Chek This out «««
VIEW MORE

Chapter 1 - Happy New Years

Rahmad Adi Pamungkas (65 Tahun) seorang kakek yang pekerjaannya pensiunan Tentara. Rahmad mempunyai Sifat yang tegas, garang terbentuk sejak ia menjadi tentara. Mengharuskan ia mempunyai mental yang kuat terbentuk sejak ia mengikuti pendidikan menjadi tentara. Sifat itu terbawa sampai ia menjadi bapak maupun kakek yang sangat tegas pada anak maupun cucu atau cicitnya.

Lestari widyawati (55 Tahun) seorang wanita pengrajin batik. Wanita yang tlaten dan mempunyai kesabaran ekstra ini sukses mendirikan pelatihan membatik untuk kaum wanita.

Seorang wanita yang menjunjung tinggi akan etika sopan santun itu, mampu memikat hati Rahmad seoarang laki-laki berwajah wibawa takluk pada kecantikan Lestari. Di tambah dengan kecantikan lestari yang anggun, kulit kuning langsat dan berbada proposiaonal. Dipernikahan mereka dikaruniai satu orang anak perempuan dan satu orang anak laki-laki.

Anak pertama bernama Dewi kusumawati dan adiknya bernama Ardo putra pamungkas. Kedua anak ini mempunyai watak yang berbeda. Dewi wanita yang keras kepala dan susah diatur. Sedangkan Ardo lelaki yang berhati lembut, nurut apa kata orang tuanya tidak heran jika kesuksesan ditangannya sekarang. Berbeda dengan kakaknya, hanya seorang pegawai yang bekerja di hotel.

***

Libur akhir tahun kaluarga pak Rahmad mempunyai tradisi berkumpul dengan sanak saudara untuk merayakan pergantian malam tahun baru. Perkumpulan itu dilakukan dirumah pak rahmad sendiri yang terletak di daerah Jawa Timur. Anak cucunya berkumpul tanpa kecuali. semuanya berkumpul melepas untuk melepas rindu.

Ardo anak lelaki kesayangan Lestari ibunya, sudah sejak siang sampai dirumah bersama anak dan istrinya.

Ardo bekrja di sebuah perusahaan di Surabaya. dan ia tinggal di perumahan kota tersebut, agar dekat dengan tempat kerjanya.

Tahun ini Ardo memboyong anak istrinya kerumah orang tua Ardo di Kota Malang, Jawa Timur untuk liburan akhir tahun. Mereka ngobrol di halaman belakang dekat dengan kolam renang, ketawa-ketiwi melihat kedua anak ardo yang sedang berenang. 

"Camilan sore sudah ready." Kata Sonya istri Ardo membawa nampan diatasnya ada dua piring berisi pisang goreng dan jus jeruk dan kopi.

"Wah, pas banget nih buat pengganjal perut." Kata pak Rahmad menyomot sebuah pisang goreng anget yang lezat untuk dimakan.

"Iya, diganjal ini aja dulu ya pak, makanannya belum mateng. Setelah ini juga sonya bantuin mbok yem didapur." Kata menantu kesayangan.

"Bunda..bunda aku laper." Teriak salah satu anak ardo dari kolam renang.

"Makanannya belum matang sayang, minum jus dulu aja ya." Jawab sonya membawakan dua gelas jus jeruk ke pinggir kolam renang untuk kedua anaknya.

Lestari tersenyum riang melihat tingkah  polah lucu kedua cucunya yang hanya memakai celana dalam seperti tuyul yang berlarian. "Haha..anak-anakmu itu lucu sekali ya do." Kata nenek lestari 

"Iya bu, masih lucu tingkah mereka ada aja di umurnya yang 5 tahun masih aja bikin ketawa bundanya.

Ardo melirik jam berwarna hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Kepalanya mendongak dan matanya menatap langit yang semakin gelap. Matahari perlahan mulai terbenam diarah barat. 

Ardo sedikit gelisah karena seseorang yang ditunggu-tunggu belum datang juga. "Udah jam segini,kok belum datang juga." Gumam ardo matanya tertuju ke arah jam tangan terus menerus.

"Kamu kenapa do ?." Tanya pak Rahmad

"Ini lo pak, mbak dewi kenapa belum datang juga !"

"Mungkin dia lembur, kan ini akhir tahun mungkin pengunjung hotel lagi ramai, makannya ia lembur. Sudah tenang saja nanti dia juga pulang." 

"Iya, kamu kenapa sih cemas sama dewi, dia juga udah dewasa,bisa lah dia jaga diri." Saut lestari menenangkan ardo

Ardo seseorang yang tidak bisa melewatkan momen tanpa kurang satu anggota keluarga. Daripada penasaran dan menerk, ardo menghubungi kakaknya dengan mengirimnya pesan melalui aplikasi hijau.

Dikirimnya pesan singkat yang menanyakan apakah kakaknya bisa merayakan pergantian tahun dengan keluarga pada malam ini.

Ardo berulangkali membuka ponselnya berharap pesan yang ia kirim segera dibalas oleh kakaknya. 

"Mas, tolong anak-anak suruh udaham berenangnya, hari sudah semakim dingin kasihan mereka. Ini handuknya tolong pakaikan ke mereka. Aku mau melanjutkan memasak." Ujar sonya kepada suaminya.

"Ical (panggilan si bungsu) dan icat (panggilan si sulung), ayo nak udahan berenangnya ya, saatnya mandi, hari sudah mulai malam !." Ardo memakaikan handuk satu persatu kepada anaknya. 

Kedua bocah itu, lari ke kamar mandi untuk mandi. Mereka sudah bisa mandi sendiri. Karena ardo selalu mendidik kedua anaknya mandiri sejak dini. Seperti yang dilakukan oleb bapak dan ibunya pada Ardo dan Dewi.

"Do, ibu sama bapak tunggu kalian di ruang makan ya, setelah itu kita makan sama-sama." Saut ibu lestari berjalan menuju ke dalam rumah.

Ardo tersenyum, menandakan ia paham atas perintah ibunya. "Em, iya bu nanti ardo sama anak-anak nyusul."

Klunting ! Pesan masuk di ponsel Ardo.

"Ah akhirnya kak dewi membalas pesanku." 

Dibukanya aplikasi hijau berbentik bulat diponselnya, lalu Ardo membaca pesan itu bahwa kemungkinan Dewi pulang telat atau tidak pulang untuk hari ini. Karena hot sedang banyak pengunjung dan harus banyak tugasnya yang harus dikerjakan melayani pengunjung hotel.

Dengan wajah kecewa ardo membaca pesan kakaknya, ia harus menerima kenyataan bahwa perayaan pergantian malam tahun baru dirayakan tanpa seorang kakak. Bagi ardo itu sangat tidak nyaman dibenaknya, baru kali ini ia merayakan moment satu tahun sekali tanpa keluarga yang lengkap. 

Garis senyum mengarah ke bawah tergambar di wajahnya menandakan ia sangatlah sedih. Tapi mau bagaimana lagi itu hal yang harus diterima.

"Padahal gue kangen banget sama kak dewi." Batin Ardo 

"Ayah ! Aku sama kakak udah selesai mandi." Kata si bungsu mengagetkan lamunan Ardo.

Ardo seketika tersenyim riang mengadahkan kedua tangannya untuk mendekap kedua anak yang lari dari arah kamar mandi menuju ke dirinya. 

"Duh, anak papi pinter-pinter ! Yuk kita momy untuk ganti baju."

Ardo berjalan dibelakang kedua jagoannya menuju ke kamar untuk berpakaian. "Momy,,momy kita mau pakai baju." Ujar si sulung pada sonya yang sedang menyajikan makanan di ruang makan.

Sonyapun langsung meletakan mangkuk sayur yang dibawanya lalu menuju ke kamar untuk membantu anak-anaknya berpakaian.

"Yuk." Ajak sonya menggandeng kedua anaknya.

"Pak, bu, tadi kak dewi kirim pesan, katanya dia kemungkinan pulang telat atau bahkan pulang besok. Karena pengunjung hotel mendludak." Ucap Ardo lirih

"Biarin saja, itu sudah menjadi konsekuensinya dia dulu ingin sekolah diperhotelan sekarang kerja dihotel sebagai pelayan !" Kata pak Rahmad dengan nada tegas

"Kita gak masalah, pesta tahun baru tanpa dia do, Dengan adanya kamu dan anak-anakmu saja, kami sudah bahagia. Ya kan pak ?" Jawmab lestari seakan akan tidak membutuhkan kehadiran Dewi.

Pak Rahmad mengangguk setuju dengan ucapan sang istri. "Iya bu."

Seluruh keluarga kecuali dewi pada malam itu berkumpul di meja makan untuk makan malam bersama. Beragam menu makanan yang sudah dimasak oleh mbok yem dan sonya istri ardo. 

Mereka terlihat sangat bahagia berkumpul bersama walau tanpa dewi sang kakak.

"Paket !" Suara seorang kurir pengantar paket terdengar dari depan rumah.

"Em, pak itu ada suara orang nganter paket, apa bapak pesan sesuatu ?" Tanya ardo sambil mengunyah makanna yanh ada di dalam mulutnya

"Oh iya, do tolong terima sana !" 

Ardo beranjak dari  meja makan menuju ke luar untuk menemui kurir yang mengantar paket 

Ardo mengocok kotak besar yang ada ditangannya, ia penasaran apa isi paket tersebut. "ini apa pak ? Besar banget." Tanya ardo penasaran.

"Buka saja !" Seru pak Rahmad

Dibukanya kotak besar yang diantar kurir tadi oleh ardo. Setelah terbukanya semua kotak itu beserta kertas pembungkus berwarna coklat, terlihat benda panjang warna warni. Ardo mengerutkan keningnya. "Kembang api ? Bapak beli kembang api semua ini untuk apa ?" Tanya ardo bingung

Pak Rahmad sedikit tersenyum. "Itu untuk kedua cucu kakek ini. Ya buat ngrayain tahun baru dong do. Gimana sih kamu !" 

"Hore !! Kakek beli kembang api."

Sontak si sulung langsung beranjak dari kursi makan meletakam sendoknya dan berlari ke arah ardo untuk meminta kembang api yang panjang dn besar itu. Disusul oleh si bungsu sama seperti yang dilakukan adiknya. Mereka berdua terlihat seperti anak kembar, walaupun usia mereka hanya selisih satu tahun saja.

Lestari dan Rahmad, kakeh nenek inj tersenyum lebar melihat kedua cucunya bahagia. Momen seperti inilah yang dirindukan pasangan paruh baya ini setiap tahunnya berkumpul tertawa bersama melepas penat dari pekerjaan.

Berbeda dengan Dewi, anak pertama dari lestari dan Rahmad ini, belum menikah juga. Entah lelaki seperti apa yanh dia cari. Setiap lelaki yanh dikenalkan oleh bapaknya ataupun ardo, ia selalu menolakanya dengan alasan tidak cocok dan ingin memilih laki-laki sendiri.

Rahmad dan Lestari selalu berharap bahwa Dewi segera menikah dan memberikannya cucu. Agar keluarga ini semakin lengkal kebahagiaannya.

Untuk merayakan acara pergantian malam tahun baru, keluarga rahmad mengadakan berbeque di halaman belakang. Semua bahan dan peralatan sudah disiapkan oleh mbok yem dan dibantu oleh Ardo untuk memasang pemanggangan. Ada sosis, baksi, jagung, ikan guramai dan nila untuk bahan yang siap menemani mereka merayakan pergantian tahun.

Seluruh keluarga termasuk asisten keluarga Rahmad sudah berkumpul di halaman belakang, mereka saling membantu bakar membakar makanan yang tersedia. Rahmad dan istri hanya duduk di taman melihat anak, menantu dan cucunya kompak. 

Ardo melirik jam tangan yang masih melingkar di pergelangan tangannya, jarum jam sudah menunjukan pukul 12 malam. Dimana tahun akan berganti menjadi tahun baru. Harapan serta impian barupun juga bermunculan untuk diwujudkan pada tahun  baru ini.

Sepasang kakek nenek ini hanya berharap Dewi anak perempuannya segera menikah. Agar tanggung jawab mereka terselesaikan menikahkan kedua anaknya. Dikaruniai keluarga bahagia itulah doa seorang ibu Lestari pada Dewi. 

"Kakek ! Aku mau kembang apinya dinyalakan sekarang !." Ujar si sulung pada kakeknya.

Dengan rasa bahagia, lelaki paruhbaya yang badannya sudah tidak tegak lagi seperti masa muda itu, beranjak dari kursi yang ia duduki untuk membantu sang cucu menyalakan kembanh api. 

"Bapak ! Bapak duduk saja ! Biar ardo yang menyalakan untuk anak-anak. Ini bahaya buat bapak !" Pinta ardo menuntun sang bapak untuk duduk kembali.

Ardo mengambil satu kembang api. Lalu di bakarnya ujung sumbu kembang api tersebut dengan korek. Lalu sumbu tersebut diarahkannya ke atas. Tidak menunggu lama, letupan api keluar dan memberikan api warna warni yang indah di langit.

Duar ! Duar !

Bersamaan dengan letupan kembang api, ardo menyuarakan impiannya pada tahun ini mengangkasakan beesama ledakan kembang api di langit. 

"Yeeee… Happy new years."

Prok ! Prok ! Prok !

Kedua jagoan ardo berlompat riang menyaksikan indahnya letusan kembang api yang dinyalakan sang dady.

"Papi, see it's very beautiful !" Ucap si bungsu ical sambil menyantap sosis bakar yang ada di tangannya.

"Hmm..Yummy."

Tepat bersamaan denga letusan kembang api ditempat lain. Seluruh Rahmad Family's saling berpelukan dan mengucap selamat tahun baru.

Happy New years..