Damian dengan lembut terus memijit tengkuk Kana yang sedang berusaha muntah, " air hangat untuk berkumur, sayang " ujarnya sambil menyodorkan segelas air hangat pada Kana.
" Aku ambil kursi untuk kamu duduk di sini ya?" tawar Damian.
Kana mengangguk, " tolong ya, sayang. Kayaknya kalau bolak-balik keluar masuk kamar mandi aku makin capek " lirih Kana. Ia merasa pandangannya berputar-putar.
Tanpa butuh waktu lama, Damian membawa masuk kursi kayu yang diberi bantalan empuk. Ia mengusapkan minyak kayu putih ke hidung, tengkuk, dan leher Kana.
" Kamu masih gak bisa makan kan?" tanya Damian dengan nada cemas.
" Iya " cicit Kana. Kepalanya serasa seperti dijambak-jambak dengan brutal.
" Ada yang ingin kamu makan? Sejak pagi kamu sama sekali belum makan, padahal sekarang sudah jam dua siang " ujar Damian. Penampilannya cukup berantakan, kemeja yang dua kancing atasnya terbuka, lengan yang ia gulung sampai siku, dan celana kerjanya kini berganti menjadi celana hitam selutut.