Hanya ada dua titik atensi untuk saat ini di rumah utama keluarga Bagaskara, yakni jasad Faizan yang telah terbujur kaku tidak berdaya dan juga Bina yang masih diselimuti dengan awan hitam yang mulai saat ini akan menjadi hal yang paling bersahabat dengan dirinya.
Bina terus saja berada di sini Faizan, sekali lagi lelaki itu pergi dan kali ini dia tidak akan kembali lagi. Sakit? Hancur? Entah yang mana dari kedua kata itu yang pantas untuk menggambarkan sosok seorang Sabrina Megantara saat ini. Tidak ada yang tahu pasti akan hal tersebut, kecuali Bina sendiri.
Semua orang hanyut dalam duka, tapi sosok seorang Akbar Maulana Bagaskara tidak sepenuhnya berada dalam keadaan berselimutkan duka seperti yang lainnya. Ada tanda tanya besar yang saat ini memenuhi isi kepalanya, bagaimana bisa Bina menjadi sosok yang paling dirundung duka akan hal ini?