Maila menahan sakit yang luar biasa. Dia mencengkram tangan Edzhar yang duduk di sebelahnya. "Sayang, tarik napas. Sebentar lagi kita akan sampai di rumah sakit." Sherin pun mengusap punggung Maila agar terus bertahan sampai ke rumah sakit.
"Sayang, cepat mengemudinya. Kasihan Ai." Samanta pun ikut mendesak. Dia duduk di sebelah Larry yang sedang menyetir. "Aku sedang berusaha, sayang. Polisi bisa menilang kita kalau menyetir di atas kecepatan rata-rata. Lebih baik kamu bantu Sherin untuk menenangkan Ai."
"Pa, aku nggak kuas. Ini sangat sakit. Aku nggak yakin bisa melahirkan bayiku. Ini sangat sakit." Maila meremas kulit Edzhar. Untuk kedua kalinya jantung Ed dan Larry berpacu kencang karena menghadapi wanita yang hendak melahirkan.
"Kamu pasti bisa, sayang. Papa yakin itu. Kei sedang dalam perjalanan ke rumah sakit juga. Kalian sudah nggak sabar melihat bayinya, kan? ayo, Ai! Papa yakin kamu pasti bisa."