Mama Vivi dan Papa Anton sudah pergi ke rumah sakit, Putri tersenyum dengan kedua pipi yang terangkat ke atas, membuat Ivan gemas menarik tubuh Putri masuk ke kamarnya.
"Sudah lebih tenang?"
"Karena kamu," jawab Ivan dengan sengaja berbisik di telinga Putri, nafas yang sengaja Ivan hembuskan ke leher Putri membuat Putri menggeliat menahan rasa panas nya sendiri.
"Terus Kak Ivan mau kemana hari ini?" tanya Putri dengan susah payah menahan suaranya agar tidak manja atau mendesah karena Ivan mengusap punggungnya, tubuh mereka begitu dekat tanpa jarak.
"Saya harus ke kantor, karena bila masih terus berada didekat kamu, saya tidak kuat menahan dia," ucap Ivan, Ivan sudah gila, dia meraih tangan Putri dan membawanya untuk memenang tonjolan yang ada di celananya itu.
"Norak," Putri tertawa dan Ivan pun ikut tertawa.