Citra memunguti pakaiannya dengan lelehan air mata. Saka kembali menggauli dirinya demi kepuasan semata. Saka melihat bagaimana cara Citra menyesali persatuan mereka baru saja, tidak bisakah Saka melakukan dengan lembut? Citra ingin, pria itu melakukan hubungan badan atas dasar cinta.
Atas perlakuan Saka seperti tadiw membuat Citra merasa tidak punya lagi harga diri. Sudah tidak dianggap istri, dilecehkan pula. Sungguh Citra tidak menyangka Saka membuatnya seperti sampah masyarakat. Datang hanya untuk menuntaskan hasrat semata.
Saka menatap tidak suka akan sikap Citra, perempuan itu seperti tidak ikhlas melayaninya. Bukankah mereka ini suami istri yang sah secara agama dan negara? Lalu kenapa wanita itu bertindak seolah-olah sudah dipaksa melayani pria yang tidak dikenal?
"Kenapa kamu bersikap seolah telah diperkosa oleh suamimu sendiri?" Tanya Saka sarkas.
"Bukankah memang begitu?"
