"Mau apa lagi, kamu?" Tidak ada sapaan halus untuk membalas suara di seberang sana.
"Selamat, kamu sudah menikah lagi."
"Lalu?"
"Aku harap kamu tidak akan pernah melupakanku. Jika aku sudah menghubungimu, kamu pasti tahu apa yang harus kamu lakukan," jawab seseorang di seberang sana.
"Untuk kali ini, aku tidak mau. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama seperti dulu. Cukup aku menderita saat itu dan tidak untuk sekarang," tegas Reina menolak keinginan orang tersebut.
"Berarti kamu sudah siap dengan konsekuennya."
"Aku tidak peduli." Reina segera mematikan panggilan telfon, tak lupa menonaktifkan gawainya.
"Sialan. Kamu selalu saja membuatku susah dan menderita. Suatu saat aku pasti bisa melenyapkanmu." Reina membuang asal gawainya. Lelah memikirkan sikap Saka terhadapnya, kini harus kembali menghadapi orang yang sudah berhasil dia hilangkan dari hidupnya selama satu tahun terakhir ini.
**
