"Kak, aku pamit ke kamar dulu, ya! Maaf, aku sangat lelah ingin istirahat," pamit Citra menatap manik hitam milik Saka.
"Tapi makanan kamu belum habis, sayang," cegah Saka saat tahu dalam piring Citra masih ada banyak makanan.
"Aku sedang tidak nafsu makan, Kak. Permisi." Citra tak lagi menghiraukan panggilan Saka, dia tulikan indera pendengaran dan berjalan cepat menuju kamarnya.
Citra meremas dada kuat, sampai kapan semua ini berakhir jika bukan dia yang mengakhiri. Semakin lama semakin sesak saja karena melihat Saka yang tidak punya pendirian.
Kadang bisa berbuat baik dan menunjukkan betapa sayangnya lelaki itu pada istrinya, di sisi lain juga kadang Saka tidak bisa ambil sikap ketika semua itu berhubungan dengan Maria dan Reina.
Dirinya saja tidak bisa akur dengan madunya, lalu sampai kapan mereka akan tinggal dalam satu atap seperti sekarang?