"Akhirnya kamu menerimaku kembali. Apa artinya kita sudah resmi kembali bersama?" Tanya Nanda menggoda.
Sofi yang kepalang malu pun mencubit kecil punggung Nanda guna menutupi rasa gugupnya. "Auw... sakit, sayang," rintih Nanda manja.
"Cuih, sakit...sakit, sebagai cowok malu cuma gitu saja ngeluh sakit," ledek Sofi.
"Lah, memang sakit mau bagaimana lagi? Makanya kalau gemes sama aku itu jangan pakai cubitan kecil, tapi pakai bibir biar lebih harmonis dan menantang." Seketika kepala Nanda langsung kena timpuk dari Sofi.
"Pikiranmu kenapa ngeres terus sih? Bisa tidak berpikir yang jernih dan bersih. Hilangin tuh pikiran-pikiran kotor yang berterbangan di otakmu," sungut Sofi.
"Ish, cewek gak boleh bicara kasar, sayang. Pamali, takut jauh ma jodoh."
"Hilih, itu kamu saja yang bilang. Selama ini aku tidak pernah dengar ungkapan begitu tuh."
"Ya sudah kalau tidak percaya. Yuk ke rumahku," ajak Nanda pada Sofi yang langsung mengerutkan kening.
"Ke rumahmu? Ngapain?"
