"Ya sudah, kalian pulanglah dan besok kembali lagi untuk membawakan Mama martabak, ya?"
"Siap, Mama. Jaga kesehatan selalu ya, Ma. Oya, katanya Mama sudah bisa merajut? Bolehkah Saka minta tolong Mama buatin Alive baju hasil rajutan tangan Mama sendiri?" Maria tersenyum lalu mengusap kepala Saka penuh kasih.
"Pasti, Nak. Mama akan buatkan baju untuk cucu pertama, Mama."
Citra dan Saka akhirnya berpamitan pada Maria, berat rasanya meninggalkan wanita paruh baya itu dalam tahanan. Sepanjang jalan, Saka tak hentinya meneteskan air mata, Citra yang melihatnya tentu saja tidak tega sekaligus di hinggapi oleh rasa bersalah.
"Maafkan aku ya, Kak. Karena aku, Kakak sampai tega memasukkan Mama ke penjara" lirih Citra penuh sesal.