"Baiklah, Cit. Sepertinya kamu memang harus mulai membuka hati untuk menerima pria itu," gumam Citra dalam hati.
"Yakinlah kamu bisa," lanjutnya dalam hati.
Citra menatap lekat Andara sampai paruh baya tersebut tanpa sengaja memandangnya. Tepat ketika kedua pasang mata itu bertemu, Citra mencoba menyunggingkan senyum, walau tipis tapi bisa meluluh lantahkan segala persepsi Andara juga beberapa orang yang hadir di sana jika Citra sudah bisa memaafkan Andara.
Andara membalasnya dengan senyum bahagia. Rasanya ingin menangis saat ini juga mendapati senyum yang sejak dulu dia impikan dari Citra untuknya.
"Kamu apa kabar, Nak?" Tanya Andara memulai percakapan dengan sang Putri.
"Baik." Sesimpel itu Citra menjawab, walau memang dia berniat ingin membuka hati, namun bukan berarti Andara bisa mudah mendekati dirinya.
