Semua ucapan keduanya pun tak luput dari pendengaran seseorang yang sudah berdiri sejak tadi di balik tembok. Bukan bermaksud untuk menguping, hanya saja, apa yang mereka berdua katakan sedikit menyinggung perasaan lelaki yang sudah memasang wajah marah.
"Jadi... apa kalian sudah menganggapku mati? Apa kalian sudah tidak lagi menganggapku keluarga? Ternyata sejak dulu hingga sekarang, Papa memang hobi menyakiti perasaan orang lain." Taksa marah, sangat marah. Tanpa sadar, tiba-tiba Taksa melayangkan kepalan tangannya ke tembok sehingga menimbulkan suara membuat semua orang mencari sumber suara.
Beberapa orang lari tergopoh-gopoh menuju sumber suara, pun dengan Citra dan Andara yang jaraknya lebih dekat dengan Taksa. "Kak! Ada apa?" Tanya Citra.