Weekend yang biasa Nanda gunakan sepenuhnya untu istri, harus terganggu oleh nada dering milik Nanda. Keduanya menelisik ke arah ponsel Nanda yang kembali berdering. "Angkat saja, kita lihat apa permintaan wanita itu," titah Sofi.
Nanda menatap Sofi sejenak sebelum mengangguk. Nanda pun mengambil gawainya dan menggeser layar hijau tanda menerima panggilan tersebut. "Apa?" Tanya Nanda tidak perlu berbasa basi atau bersikap baik lagi.
"Sayang, kok kamu ketus sekali sih? Jangan galak-galak, Sayang, nanti aku bisa...."
"Apa? Mau mengancamku?" Tebak Nanda tepat.
"Kamu sangat memahamiku, Sayang. Aku rasa kita benar-benar jodoh yang sempurna," ledek Lani tentu membuat Nanda semakin geram mendengar omong kosongnya.
"Cepat katakan, apa yang kamu inginkan?"
"Aku ingin bertemu denganmu sekarang di cafe Rembulan."
"Untuk apa?"