"Bolehkah aku menciummu?" Akhirnya Berlian memberanikan diri untuk memulai sesuatu yang belum pernah dia lakukan lebih dahulu.
Imran membelalakkan matanya. Jelas saja dia boleh, bagaimana mungkin tidak boleh. Imran justru akan sangat senang dengan niat Berlian yang hendak menciumnya lebih dulu. "Tentu saja, boleh."
Degup jantung Berlian berpacu semakin cepat, entah apa yang ada di pikirannya sekarang, bagaimana bisa dia meminta sesuatu hal yang tidak seharusnya dia minta. Tapi nalurinya mendorong dia untuk mengecup bibir lelaki di depannya, anggap saja sebagai bekal dia selama dua bulan nanti di Negeri Singa.
Perlahan Berlian memajukan wajahnya, dengan ragu-ragu wanita itu memberanikan diri menyentuh wajah tegas milik Imran. Pelan tapi pasti, Berlian mulai menempelkan bibir ranumnya ke bibir Imran. Berlian mulai menutup mata mencoba untuk merasakan sensasi pertemuan antara kedua bibir.