Imran semakin mengerutkan keningnya dengan teka teki yang Nanda katakan. "Sebenarnya, siapa Lani itu?" Tanya Imran sekali lagi pada Nanda.
"Dia itu...." Nanda nampak mempertimbangkan untuk mengatakan yang sebenarnya atau tidak. Namun jika dia berbicara tanpa bukti, tentu saja hal itu akan membuat Imran semakin berburuk sangka padanya. Lebih baik untuk sementara ini, Nanda diam dan menyelidiki sendiri. Sepertinya ada yang tidak beres dengan anak buahnya juga.
"Siapa?" Desak Imran.
"Jika sudah saatnya nanti, aku akan memberitahumu." Imran memutar bola matanya malas.
"Sekarang sudah tidak ada lagi yang ingin kamu bicarakan denganku, kan? Kalau sudah tidak ada, sebaiknya kamu pulang saja. Aku sedang ada banyak hal yang ingin aku bicarakan dengan Berlian," usir Imran membuat Nanda kesal setengah mati.
"Mentang-mentang sudah baikan sekarang, ngusir," sindir Nanda tapi tidak di ambil pusing oleh Imran. Lelaki itu tetap cuek sampai Nanda benar-benar menghilang dari pandangannya.
