"Karena aku memang tidak memiliki orang tua, aku ingin merasakan seperti apa mempunyai orang tua yang lengkap dan utuh. Bukankah kita memang butuh kehangatan dari orang tua kita?" Kalimat Citra begitu menampar wajah Saka, raut muka yang tadinya berbinar kini berubah pias.
Citra tidak bermaksud menyinggung Saka, dia hanya ingin mengatakan apa yang ada di hatinya saja. Entah apa yang dipikirkan Saka saat ini, perubahan wajah lelaki itu membuat Citra mengernyitkan keningnya.
"Kak? Ada apa? Apa ada yang salah dengan perkataanku?" Tanya Citra hati-hati.
"Tidak." Citra memutar badan menghadap sang suami.
"Bicaralah! Ada apa? Apa aku salah bicara?" Saka menunduk tak terasa meneteskan air mata.
Citra terkejut mendapati Saka yang menangis dalam diam. "Sayang, kamu kenapa? Katakanlah!" Pinta Citra.
"Maafkan aku yang sudah membuatmu kehilangan keluarga, meski itu dilakukan oleh, Mama," lirih Saka.