"Terima kasih banyak, Nak Imran." Mama dan Papa berlian mengikuti langkah Imran menuju unit tempat sang Putri tinggal.
Imran sudah banyak bercerita tentang hubungannya dengan Berlian, Imran juga mengutarakan niatnya untuk mempersunting Berlian. Jangan ditanya bagaimana senangnya Papa Berlian, lelaki paruh baya itu memang berharap Berlian mendapatkan lelaki mapan yang bisa menanggung biaya hidup Berlian serta keluarganya.
Sesampainya di Apartemen, Imran segera membuka pintu Apartemen dan mendapati ruangan di dalamnya kosong, tidak ada Berlian di dalamnya. "Om, Tante silahkan masuk dulu. Saya sudah meminta Berlian untuk libur hari ini tapi, sepertinya dia tetap masuk kerja."
Papa Berlian hanya tersenyum, dia hafal betul seperti apa tingkah sang anak yang gila kerja. Terbesit rasa bersalah di benak hati lelaki paruh baya itu tapi segera di tepis mengingat sebentar lagi anaknya akan menjadi istri dari seorang pengusaha muda nan sukses.