"Iya kamu memang benar, aku bahkan sudah mengenalkan Berlian pada kedua orang tuaku...."
"Pasti di tolak," potong Nanda dengan tebakan tepat.
"Iya, sepertinya kamu sangat paham sekali dengan karakter Mamaku," sengit Imran sebal karena Nanda tahu semua.
"Sialan, kenapa kamu tahu lebih baik dari aku yang notabennya anaknya sendiri?" gerutu Imran lalu meneguk kopi di depannya.
"Sepertinya kamu lupa kalau Perusahaan Aksa suda lebih dari lima tahun bekerja sama dengan Perusahaan orang tuamu. Dan selama itu pula Mamamu selalu saja ikut kemana pun Papa mu mengadakan rapat dan turut mengurus Perusahaan, itu dilakukan bukan semata-mata serius mengurus Perusahaan yang sedang di kembangkan oleh Papamu, melainkan mengawasi Papamu agar tidak bisa macam-macam di luar sana." Nanda terkikik mengingat kelakuan Mamanya Imran bagaimana posesifnya takut kalau suaminya di rebut pelakor.