Tanpa berkata lagi, Imran berlalu menyusul Berlian di taman. Sesampainya di taman, Imran melihat kekasihnya duduk sendirian dengan memandang langit. Sorot matanya pun menunjukkan kerinduan pada seseorang.
"Sedang apa?" Kedatangan Imran yang tiba-tiba menurut Berlian membuat gadis itu berjingkat kaget.
"Abang? Kenapa Abang ada di sini?" Bukannya menjawab pertanyaan Imran, Berlian hobby balik bertanya.
"Kenapa kamu suka sekali melempar pertanyaan sebelum menjawab pertanyaan?" Imran mengambil duduk di sisi kiri Berlian sembari mengusap kepala gadis itu.
"Aku ingin menikmati malam saja," jawab Berlian pada akhirnya.
"Kenapa tidak ikut bergabung dengan yang lain?" Berlian menggeleng.
"Aku merasa tidak pantas, lagi pula semua sedang di dalam kamar Bu Sofi. Aku tidak berani untuk mengetuk pintunya."
"Kenapa tidak berani?" Tanya Imran pura-pura tidak tahu padahal dia jelas paham maksud dari Berlian.
