Saking keasyikannya Nanda menghabiskan waktu bersama Lani, pria itu sampai terlambat pulang ke rumah. Nanda tiba di kediamannya kala pengajian sudah dimulai. Rasa bersalah yang sempat hilang pun merasuki hatinya kembali karena sudah melupakan tahlilan untuk Putrinya.
"Kamu dari mana saja? Dari tadi Mama hubungi kamu tapi tidak bisa, kenapa dengan ponselmu?" Bisik Aisyah mencecar pertanyaan sang putra.
"Maaf, Ma. Tadi Nanda cuma mencari angin untuk menyegarkan pikiran." Aisyah terdiam sejenak.
Aisyah paham, apa yang menimpa rumah tangga putranya saat ini memang menguras emosi dan tenaga. Wajar saja jika Nanda butuh waktu untuk sendiri dan menenangkan pikiran karena sebagai lelaki, dia di tuntut untuk selalu tegar dan menjadi sandaran kaum hawa.
"Ya sudah, sekarang lebih baik kamu mandi dan bersiap mengikuti pengajian." Nanda mengangguk kemudian berlalu ke kamarnya.
