"Iya... Bang." Imran begitu senang mendengar Berlian memanggilnya Bang. Spontan Imran menarik kepala Berlian dan mencium kening gadis itu lembut. "Terima kasih." Berlian yang mendapat serangan untuk kesekian kali hanya membatu, tubuhnya menegang.
Imran terkekeh melihatnya. "Jangan tegang begitu, namun mulai sekarang aku minta kamu membiasakan diri untuk sering menerima ciuman dariku." Berlian tidak lagi bisa menutupi wajahnya yang malu karena kalimat Imran barusan.
"Kenapa mukanya merah begitu? Seperti kepiting di rebus, merah banget," goda Imran yang tahu jika Berlian malu setengah mati di depannya, semakin gencar menggoda Berlian.
"Itu, pipinya yang merah boleh aku, cium?" Tanya Imran lagi menahan tawa.
Sontak Berlian segera menutup kedua pipinya. "Abang jangan asal cium ya...!" Berlian melirik Imran kesal.
"Baiklah, sekarang kita makan saja." Bersamaan dengan itu memang menu yang sempat dipesan oleh Imran datang.