"Kau dulu yang cari masalah denganku, maka nikmatilah buah dari hasil kelakuanmu sendiri." Nanda merangkul pundak Sofi membawanya masuk ke dalam rumah. Sedangkan Sisi meraung menangis meratapi kesalahan yang dia lakukan.
Dia salah sudah berani bermain-main dengan Nanda. Dia memang belum tahu siapa sebenarnya Nanda. Sisi masih dalam posisi yang sama, tak sedikit pun bergeser dari tempatnya berdiri. Sisi belum memalingkan pandangannya dari pintu utama rumah Nanda, kedua tangannya mengepal kuat hingga buku-buku kukunya memutih.
"Siapa kamu sebenarnya, Nanda." Saat berperang menebak-nebak apa pangkat Nanda, ponsel Sisi berdering menampilkan nama sang adik.
"Kak, Kakak ada dimana sekarang?" Arkalah yang melakukan panggilan.
"Masih di luar, ada apa?"