Adapun sekarang Citra dibuat bingung atas sikap Saka yang seolah tidak ingin kehilangan dirinya, padahal dulu lelaki itu sama sekali tidak peduli atas apa yang menimpa Citra. Tidak pernah peduli juga pada kehamilan Citra.
Kenapa di saat dia ingin lepas dan mengakhiri semuanya, justru Allah semakin mendekatkan dirinya dengan lelaki itu? Apa sebenarnya hidup Citra memang tidak boleh jauh dari Saka?
"Kalian kenapa masih debat di sini? Aku sudah sejak tadi menunggu kalian sampai rasa laparku hilang," protes Sofi.
Citra melirik sinis Saka pun dengan Saka yang membalas menatap Citra teduh. "Ayo!" Ajak Saka menggandeng tangan Citra namun segera dilepas oleh wanita itu.
Keempat orang tadi mencari makan di pinggir jalan karena tempatnya lumayan jauh jika harus berjalan kaki. Lagi pula ini permintaan Citra, dia begitu rindu bisa makan di pinggir jalan lagi.
"Kamu kan sudah jadi bos, Cit. Kenapa masih mau makan di tempat seperti ini? Memangnya kamu tidak risi?" Tanya Sofi.
