Tak lama sebuah bayangan putih buram terlihat di depan Citra, lama kelamaan bayangan tersebut memunculkan seseorang dengan wajah bercahaya dan berseri tersenyum lebar lalu mengulurkan kedua tangan meminta Citra datang memeluknya.
"Mama!" Citra langsung berlari dan memeluk Thalia erat, sangat erat untuk melepaskan rasa rindunya yang amat besar.
"Mama, ini benar Mama 'kan? Citra tidak salah orang 'kan?"
Wanita cantik itu tersenyum dan mengusap lembut surai Citra. "Iya, Sayang. Ini Mama, Mama juga sangat merindukanmu. Mama bangga sama kamu, Nak. Kamu kuat dan penyayang. Jaga diri selalu, ya! Maafkan Mama karena tidak bisa berada di sampingmu."
"Tidak Mama, Citra ingin ikut Mama saja. Papa meninggalkan Citra sendiri bersama Nenek, Ma. Kakek sudah meninggalkan kami juga karena serangan jantung. Citra tidak punya siapa-siapa lagi, Ma. Citra hanya punya Nenek sekarang, Citra ingin iku8t Mama saja, Citra tidak mau ditinggal oleh Mama. Boleh ya, Ma?"