"Dasar kampret, urus saja sendiri kalau begitu. Malas bantuin orang dungu kayak kamu." Nanda beranjak berdiri meninggalkan Saka yang tersenyum senang.
Saka tahu jika Nanda sudah berucap akan membantunya, maka itulah yang akan terjadi. Nanda bukan dirinya yang plin plan dalam bersikap dan bicara, Nanda pria sejati yang selalu menepati ucapannya.
Karena Nanda sudah masuk kamar, Saka sendirian di ruang tengah. "Aku menginap di sini," tulis Saka pada pesan chat untuk Nanda.
"Serah," balas Nanda singkat.
Saka menghendikan kedua bahunya acuh lalu menuju taman samping rumah Saka setelah membuat kopi sebagai teman merenung di taman. Meski seluruh tubuh masih terasa nyeri, sebagai lelaki dia tidak akan lemah hanya karena sakit yang tak seberapa itu.