Nanda melempar tas kerjanya dengan kasar ke sofa yang ada di kamar. Sofi jelas sedikit terkejut atas sikap keras suaminya, baru kali ini dia mendapati Nanda yang sedang emosi seperti sekarang.
"Sayang! Kamu apa-apaan, sih? Bikin kaget saja? Ada apa? Kenapa kamu marah? Aku loh yang seharusnya marah," sengit Sofi.
"Kamu mau marah sama siapa, Sayang?" Nanda bingung. Sepertinya dia tidak melakukan kesalahan apa pun pada istrinya, tapi kenapa wanita itu bilang seharusnya marah?
"Aku tadi--"
"Sudahlah, Sayang. Aku tuh kesel banget sama Saka, masak dengan seenaknya dia memintaku untuk merayu Citra agar mau keluar dan mengobatinya. Dia sudah bertingkah seakan dia tidak punya kesalahan saja."
"Apa? Udah gila itu orang? Bagaimana bisa dia malah jadi tidak tahu diri begitu?" Sofi bangun dari duduknya di ranjang. "Biar aku yang kasih dia pelajaran. Bisa-bisanya dia nyuruh-nyuruh kamu lagi pula Citra juga belum tentu mau menemui lelaki itu."