Saka menyeringai. "Jangan pura-pura bodoh, Mama jelas tahu apa yang Saka maksud."
"Saka, Mama ini bukan cenayang yang bisa menebak apa yang kamu bawa itu."
"Maka dari itu, cepat buka dan baca," sentak Saka membuat Maria berjingkat kaget.
"Buka!" Teriak Saka kembali mendapati Maria masih tidak ada pergerakan.
Tubuh Maria sedikit bergetar mendengar teriakan anaknya. Maria menelan salivanya kasar, lalu menetralisir hati dan pikirannya agar tidak panik. Saka mengambil map yang dilempar oleh Saka lalu membukanya perlahan.
Tubuh Maria mendadak tegang, netranya melirik takut-takut ke putranya. "Bagaimana? Ada yang ingin Mama jelaskan padaku?"
Maria menunduk, bingung untuk menjelaskan. Akan tetapi, dia tahu jika anaknya tidak akan diam sebelum dia tidak segera memberi penjelasan. Baik dia menyerah, mungkin sudah saatnya Saka tahu kebusukan yang dia simpan sendirian selama ini.