Naura melangkah pelan menuju ranjang dimana Fadil masih terbungkus rapi dengan selimut tebalnya dan belum berubah posisi dimana Naura terakhir keluar dari kamar ini.
Naura meletakkan nakas diatas meja dan duduk perlahan ditepi ranjang serta mengecek suhu tubuh kakak laki-lakinya. Tentu belum turun karena tubuh Fadil belum terisi dengan makanan dan belum juga meminum obat.
Gerakan tangan Naura pada kening Fadil yang perlahan itu mampuh membuat kedua mata Fadil terbuka.
"Mas makan bubur dulu lalu minum obat."
Perkataan yang tidak butuh pengulangan Fadil langsung merubah posisinya untuk bersandar pada kepala ranjang.
Wajah Fadil yang begitu pucat.
"Kamu sudah makan?"
Naura mengangguk sambil membenarkan nakas yang ada dipangkuannya dan membawa mangkuk bubur di tangannya.
Meniyuapi Fadil dengan perlahan.
"Sudah Mas dan maaf tadi agak lama membuatkan buburnya."
Fadil menggeleng lemah, "Itu bukan kesalahan dan tidak perlu meminta maaf."