Semua mata kini tertuju kepada wanita yang menerobos masuk butik meski sudah tutup serta langsung membuka mulut, menyilangkan kedua tangan di depan dada dan ada seorang laki-laki berseragam berdiri tidak jauh darinya. Persis seperti hari yang lalu, wanita dikuti para pengawalnya.
Kini Naura bisa melihat adegan drama secara langsung, dulu ketika Naura melihat drama dengan teman-teman sekolahnya Naura selalu memuji wanita cantik dengan pengawal yang banyak. Kehidupan yang sangat sempurna dan Naura ingin mempunyai kehidupan seperti itu.
Akan tetapi, setelah kejadian ini pemikiran Naura berubah. Naura tidak lagi memuji wanita langkap dengan pengawal sekarang Naura lebih tepatnya merasa jengah. Satu wanita yang telah mencoreng keinginan Naura.
Mata Naura harus kembali melihat wanita yang beberapa hari ini sangat menggangu pikiran Naura.
"Kalian pergilah dulu, aku akan menyusul nantinya," ucap Naura dan membalikkan tubuhnya untuk menghadap para karyawan yang memperlihatkan raut wajah berbeda-beda.
"Baik mbak," sahut Mawar dan memandu karyawan lain untuk melangkah pergi dari butik tersebut.
"Bukankah itu adalah wanita beberapa hari lalu?" tanya Nadin yang menjabat sebagai pengatur keuangan setelah mereka semua keluar dari butik dengan Nadin yang menolehkan kepalanya dimana Naura dan wanita itu berdiri sekarang.
Berhadapan di dalam butik dengan jarak yang tidak terlalu jauh, entah apa yang mereka berdua bicarakan sepertinya terlihat begitu penting dalam pandangan Nadin sendiri.
Sebenarnya semua pekerjaan semua karyawan dibawah panduan mawar. Mawar selain menjabat di bagian operasional mempunyai kewajiban untuk mengawasi semua rekan kerja-kerjanya untuk memudahkan Naura.
Bukan Naura kembali melimpahkan pekerjaan kepada orang lain, pekerjaan Mawar memang terlihat sangat berat akan tetapi Naura tidak menekan Mawar untuk melakukannya sendiri dan mencapai hasil yang memuaskan. Diatas Mawar ada Naura, Mawar sebagai pengawas sedangkan Naura sebagai kunci utama butik ini.
"Iya benar, itu wanita kemarin. Kenapa sih harus ada wanita seperti itu, sebel aku lihatnya," sahut Nayla yang ikut-ikutan menolehkan kepalanya untuk melihat bosnya dengan memulai percakapan.
"Itu bukan urusan kalian," timpal Jonanta laki-laki yang berjabat sebagai operasional satu tim dengan Mawar.
"Yah gimana Om, siapa yang tidak sebel jika pertemuan baru pertama kali sudah menampilkan karakter yang menyebalkan." Kini gantian Elda yang bersuara, wanita cantik dan modis yang bekerja di butik Naura menjabat bagian keuangan.
"Sudah-sudah itu semua bukan urusan kalian, lebih baik mempercepat langkah sehingga bisa cepat sampai ketempat tujuan. Perutku sudah sangat lapar dan juga bu Nadin sudah sangat siap untuk mentraktir kita semua," ucap Jonanta.
Laki-laki berumur 30 tahun yang sudah berkeluarga dan karyawan yang bisa dikatan selalu sebagai penengah jika ada karyawan lain yang mempunyai masalah.
Laki-laki yang sudah cukup dewasa dan juga pandai dalam mencari cela agar masalah dapat terselesaikan.
"Let's go." Felix yang dari tadi berdiam diri kini tiba-tiba berlari untuk sampai pertama kali di sebuah rumah makan yang berada tepat dihadapan butik Naura.
Bisa dibilang rumah makan ini adalah langgangan mereka semua yang bekerja dengan Naura. Jaraknya yang sangat dekat, tidak perlu memakai kendaraan juga makanan yang super enak adalah daya darik tersendiri bagi pekerja di butik Naura.
Semuanya hanya menggelengkan kepala, Felix adalah laki-laki tampan yang sangat terlihat tidak wajar jika dia adalah salah satu karyawan di butik Naura. Perawakan seperti seorang pengusaha itu menjabat di bagian marketing. Meski terlihat tidak wajar kenyataannya Felix adalah karyawan Naura yang dapat mereka jumpai sehar-hari dan bergabung bersama mereka sejak lima tahun belakangan.
Ketidak mungkinan yang terpikir oleh kepala bukan berarti dapat mencegah semua yang menjadi kenyataan.
***
Baiklah, Naura sebisa mungkin bersikap tenang, kini perutnya sudah sangat lapar. Diganggu dengan pemikiran buruk membuat Naura cepat lapar. Meski gelisah Naura masih semangat mengisi energinya, masih ada pertanyaan yang belum tersampai kepada Aldi dan sebisa mungkin kesempatan untuk bertanya akan segera datang.
Naura tidak mau semakin berpikir yang bukan-bukan mengenai masa lalu Aldi yang dipikirkan oleh pemikirannya sendiri. Naura berhak bertanya dan Aldi mempunyai keawajiban untuk menjawab. Selama ini mereka berdua selalu seperti itu, segera menyelesaikan permasalahnya.
"Apakah tidak ada tempat untuk pelanggan VIP seperti saya? Apakah hanya berdiri seperti ini?" setelah beberapa menit berkeliling butik dan memperhatikan beberapa baju yang terpajang Fila kembali membuka suara.
Terlalu lama berdiri membuat dirinya sangat lelah.
"Mari," ucap Naura langsung menuruti kemauan wanita ini.
Tidak dapat dipungkiri jika dari sejak kedatangan wanita ini tadi Naura terus merapalkan do'a agar wanita ini segera pergi dari butiknya. Jika hanya untuk membuat Naura semakin tidak terkontrol memang sebaiknya wanita ini segera menghilang dari hadapan Naura dan penyebutan pelanggan VIP yang secara langsung diucapkan oleh wanita yang bernama Fila itu membuat Naura tersenyum terpaksa.
Bagaimana mungkin dikatakan pelanggan VIP jika belum pernah membeli sebuah baju rancangan Naura yang tersedia dibutik ini?
Sudahlah, Naura harap kali ini lebih bersabar menghadapi orang asing yang sudah sangat terlalu dekat dengan dirinya ini. Berita baiknya semoga wanita ini benar-benar ingin membuat baju yang didesaign langsung dari butik ini.
Keduanya berjalan dengan Naura yang memimpin juga laki-laki yang berdiri seperti patung mengikuti langkah Naura dengan mulut yang masih tertutup rapat. Benar-benar seperti patung hanya saja bisa bicara. Naura sekarang bisa melihat karakter manusia baru dalam hidupnya, selama ini orang yang bertemu dengannya selalu bebas membuka mulut dan berbicara sangat berbeda dengan laki-laki yang terus mengikuti langkah kaki Fila kemana pun itu. Mulutnya akan terus tertutup serta kedua mata yang selalu mengawasi semua pergerakan tuan putrinya.
Fila dengan gerakan yang bisa dikatakan sangat anggun itu telah duduk di sofa yang tersedia pada butik Naura lebih tepatnya berada di sudut ruangan. Sofa yang bisa di tempati para pelanggannya yang menunggu untuk mencoba berbagai baju rancangan Naura. Memang butik Naura tidak besar seperti butik-butik lainnya, banyak orang yang mengatakan jika butik Naura ini kecil tetapi jangan salah butik Naura adalah langganan orang-orang sukses. Banyak baju yang dibuat Naura dikenakan orang-orang peting juga karyawan dan pelayanan butik yang sangat memuaskan.
Tempat memang menjadi keharusan pemilik toko agar memperhatikannya karena tempat yang nyaman juga menjadi daya tarik pelanggan. Bukan Naura tidak mau membangun butik ini lebih besar lagi Naura sangat ingin tetapi masih ada kekuatan besar yang menahannya.
Dimana butik kecil ini banyak sekali tempat menyimpan kenangan yang membuat Naura tertahan untuk merubah bangunan butik.
"Berikan aku beberapa baju? Acara sudah akan diadakan tiga hari lagi sangat tidak mungkin jika kamu membuat baju dengan kurung waktu tiga hari," ucap Fila lalu tersenyum samar seperti mengejek sedangkan Naura sendiri sebisa mungkin menahan kepalan kedua tangannya agar tidak sampai memukul wanita yang ada dihadapannya.
Dua kali wanita ini datang kebutik Naura dan dua kali juga Naura dihina oleh wanita asing yang benar-benar sangat membuatnya marah. Semarah apapun Naura kepada Fila, Naura tidak akan menyelesaikannya dengan fisik.
Butik adalah tempat bisnis dan bisnis berjalan jika adanya semua komponen yang terbentuk. Salah satunya adalah pengunjung ataupun pelanggan, meski perasaanya sangat terluka atas perkataan Fila, Naura masih bisa menahannya. Naura tidak mau memberikan contoh kurang baik kepada karyawannya.
Mungkin wanita ini memang suka sekali mengucapkan kata tanpa berpikir terlebih dahulu tapi Naura tidak bisa melihat kedepannya bisa jadi wanita ini menjadi pelanggan VIP nya seperti ucapannya tadi dan pemikiran jelak mengenai wanita ini yang belum mendapat kejelasan mungkin juga hanya Naura salah menangkap.
Dimasa lalu Naura banyak bertemu dengan orang begitu juga Aldi.
Semua akan jelas jika Naura segera bertanya.
Naura bangkit melangkah menuju ruangan tertutup dimana banyak koleksi baju yang tersimpan di dalamnya serta keluar dengan membawa beberapa baju sampai harus bolak-balik. Naura ingin memperlihatkan semua baju rancangannya.
Akan tetapi baru saja Naura membawa keluar semua baju dan ingin memperkenalkannya kepada Fila tiba-tiba ponsel wanita itu berdering.
"Iya saya akan segera datang."
Sangat membuat Naura marah akan tetapi belum juga mendapat tempat untuk melampiaskannya.
Wanita yang bernama Fila tiba-tiba saja bangkit dari sofa lalu berjalan keluar butik tanpa mengasihi usaha Naura barusan.
"Ya Tuhan," lirih Naura dengan kedua tangan yang kembali mengepal dengan kuat.