Chereads / Menikahi Tuan Muda angkuh / Chapter 19 - Mengikuti permainan Nona Muda

Chapter 19 - Mengikuti permainan Nona Muda

Hari ini juga bagaimanapun caranya harus bisa bertemu dengan Mawar tak selamanya Elis harus berada di tengah-tengah hubungan.

Elis mengerjap beberapa kali sampai ia bisa duduk di atas kasur tidurnya semalam sangat nyenyak.

"Aku kok mimpi bertemu pangeran berkuda ya, saat mimpir buruk seseorang datang menyelamatkan itu."

"Selamat pagi Nona!"

"Kau!" Elis melemparkan bantal guling

Dayana menangkapnya dengan sigap. "Nona main lempar saja padahal saya membawakan anda buah-buahan segar."

"Kaget, kalau masuk ketuk dulu dong tiba-tiba udah di situ sejak kapan kau di situ?"

Dayana menyengir bagai kuda deretan gigi putih depannya. "Sejak Tuan berangkat kerja, tuan menyuruh saya agar tak membangunkan Nona."

"Kok sejak kapan Tuan datang bukannya Nayla bilang besok?"

Dayana mengunci cepat mulutnya lalu bergegas cepat untuk keluar

"Huff aku sampai lupa tujuanku." Elis mengibaskan selimut dengan langkah cepat siang ini harus bisa bertemu dengan Mawar

"Tumben, Tuan tak membangunkan di tengah malam, apa lelaki itu akhirnya sadar bahwa menganggu tidur nyenyak orang itu salah."

Di luar sopir yang memang selalu mengantarkan Elis kemana-kemana duduk sambil meminum secangkir kopi menunggu Nona Muda keluar.

"Duh mana dia masih di sini lagi." Kepalanya pusing mana sekarang ada sopirdan beberapa penjaga bisa ketahuan. Elis kalau sampai-salah-satu pegawai Adinata curiga dengan gerak-gerik Elis yang berniat untuk bertemu dengan Mawar. Memang sih tak ada larangan bertemu gadis itu tetap saja mata-mata Adinata itu berada di mana-mana.

Sebuah ide konyol.terlintas di kepalanya dengan cepat

"Hoe! Hoek." Elis berpura-pura memegang kepalanya

"Hoek ... hoek!" Lagi-lagi berpura-pura muntah

Beberapa penjaga yang duduk santai akhirnya terkena akting Elis.

"Aduh kepalaku pusing sekali, hoek, astaga aku rasanya mau muntah."

Dua pengawal pria itu kebingungan. melihat Nona Muda yang terus mual tetapi tak ada cairan apapun yang keluar.

Elis menambah aktingnya ia memasukan jari tangan ke dalam mulut memaksa cairan bening itu keluar

Pengawal itu panik sang sopir bersiap untuk menyalakan mesin mobil mengantarkan Nona Muda ke RS langgan keluarga Adinata.

"Eh tidak-tidak! Tak perlu aku hanya butuh istirahat sebentar saja. Aa ... perutku rasanya mau mual terus Pak bisakan membelikan mangga muda," pinta Elis lirih, wajah gadis itu semakin pucat.

Kedua pengawal pria yang satunya sudah menikah

"Wah ternyata itu toh, Pak, belikan saja."

"Kenapa Bos?" tanya pengawal satunya yang kebingungan sendiri, melihat Bosnya malah tersenyum bukannya panik malah cengir

"Nanti juga tahu kalau sudah punya istri."

Elis terkejut, sekaligus jijik sendiri dengan aktingnya berpura-pura muntah gejala-gejala bahwa ada sosok jabang bayi yang bersemayam di rahimnya ah tidak-tidak apalagi itu Adinata.

"Tapi saya maunya kalian bertiga yang langsung membeli."

"Alamat ada sini ini langgan keluarga saya Pak kalau beli mangga ya, hoek!" Elis kembali muntah

Mereka saling bertatapan antara bingung mau menuruti atau tidak

"Saya saja Non. Tak ada yang jaga kan kalau kami pergi bertiga."

"Aduh Pak tapi ini mau di dalam perut saya, kasihan loh nanti."

Pandainya Elis berbohong, menahan tawa wajah heran dari ketiga pria sangar itu membuatnya ingin menyimpan momen ini.

Ketiga pria itu mengangguk lalu pergi mengenakan mobil

"Berhasil!" Elis bergegas pergi ponsel tentu dia tak membawanya bisa saja Nayla akan melacak dengan GPS

Di luar gerbang berpapasan ojek yang dipesan pun datang. Wanita bertubuh mungil itu bergegas meninggalkan kediaman Adinata.

***

"Kembaliannya ambil saja!" Elis bergegas benar duagaanya mawar akan ke tempat yang sama di sebuah tempat buku entah apa yang dilakukan Mawar

Pria yang mengenakan jaket hijau itupun bersyukur mendapatkan rejeki lebih

"Terimakasih." Ia menangis harus menatap punggung kepergian seorang wanita yang memberi uang lebih

Elis terus berlari melewati gerombolan orang menyebalkan sekali ia harus berdesakan

"Hey! Hati-hati kalau mau selfi teratur dong!" ucap seorang wanita yabg terlihat masih muda mengatakan hal buruk.

"Maaf, maaf saya buru-buru!"

Ah kenapa tiba-tiba pusat perbelanjaan buku ini begitu ramai mendesak padahal tadi hanya segelintir yang datang sebegitu terkenalkah Mawar.

"Mawar, tunggu!"

Elis terus berlari mengejar bahkan berdesak-desakan pengawal yang menjadi asisten Mawar pun terlihat marah,saat Elis mendekat dengan cepat

"Mawar!" teriak Elis lagi harganya dirinya jatuh biarkan untuk sekarang menuruni egonya jauh lebih baik.

Saat pintu terbuka Mawar mendengarkan suara yang tak asing ia menoleh

Mawar mengangkat kacamatnya, "Ada apa lagi gadis kampungan itu."

"Mawar ini penting! Sekali saja aku ingin berbicara denganmu!"

"Nona," panggil seseorang

Suara itu tak asing di pendengaran Elis tubuhnya bergetar hebat tak sanggup ketika berbalik ia mendapati Nayla yang tengah berdiri bersama beberapa penjaga. Astaga! Padahal tadi Elis tak melihat Nayla

Seringat senyum tipis, mau mencoba kabur dengan bersekongkol jangan pernah mencobanya Nayla tak akan membiarkan semuanya rencana Nona Muda berjalan mulus.

Melihat wajah Nona Muda yang masih sempatnya mencari cela

"Wah ... kita bertemu lagi Nayla sedang apa kau di sini?" tanya Elis ramah sesekali ekor matanya menyoroti kepergian Mawar

"Menurut anda bagaimana Nona? Harusnya saya yang bertanya."

"Duh kenapa juga dia bisa di sini sih!" batin Elis, tangannya mencari sesuatu di belakang baju

"Nah ini! buku buat beli ini sih," cengiran bodoh Elis tampakan

"Cih, anda tidak akan pernah bisa lolos Nona."

Nayla mengangguk pelan baiklah. Dia akan mengikuti sejauh mana Nona muda berbohong.

"Adalagi yang perlu anda beli Nona?"

"Tidak, tidak ada!" jawab Elis cepat

Jarinya terus mengetuk-ngetuk perasaan gelisa dan sedikit cemas apa hari ini ia bisa bertemu dengan Mawar?

***

Di dalam ruangan pemotretan, Mawar terus memperhatikan ponselnya sesekali ia harus mendongak untuk make up

"Kenapa dia memanggilku?"

Mawar tak menyangka gadisyang sempat beberapa hari berseteru dengannya tiba-tiba saja mendatangi ia bisa mendengarkan teriakan gadis kampungan itu. Mawar enggan untuk.

menghampiri perasaan kesalnya pada Elis masih ada apalagi saat kemarn Adinata menolaknya mentah-mentah.

Nawar tak mau nama baiknya hancur di depan media.

***

Elis merapikan anak rambutnya yang sedikit berantakan akhirnya ia memilih mengalah karena Sekertaris Nayla terus mengawasi. Padahal tadi ia bermiat untuk menyelinap masuk ke dalam ruangan di dalamnya terdapat Mawar tetapi kedua mata tajam Nayla serta beberapa orang penjaga mengurungkan niat.

"Apa Nona kepanasan, AC nya kurang dingin?"

"Tidak, tidak apa-apa kok." Mampus sekarang dirinya yang malah masuk jebakan harus berkata apa nanti saat sampai di rumah

"Apa Nona ada perlu sebelum saya datang tadi?" tanya Nayla lagi

"Nggak ada kok," jawab Elis getir, bisakah Nayla berhenti bertanya sebentar saja? Perasaan dari tadi Elis kurang enak

"Baiklah," tutur Nayla