Usai saling menyapa dengan menantu laki-laki satu-satunya, 3 perempuan di keluarga Savita ini mendekat pada Savita yang tengah bersandar pada head board. Aaron juga mendampingi.
Bu Rimar sendiri menutup pintu lagi. Ia juga langsung pergi ke dapur. Ya, ia paham akan apa yang perlu dilakukan, membuat suguhan.
Kembali pada Savita dan keluarganya. Semua saling senyum dan menunjukkan rasa penuh kasih sayang.
"Kenapa kamu? Pucat sekali," kata Mama sambil membelai kepala Savita.
Savita tercekat. Ia tentu tidak bisa mengungkap yang sebenarnya. Ya, bisa-bisa nanti terjadi masalah.
Savita sendiri sudah melihat ke arah Aaron. Mereka berkomunikasi melalui body language. Sepertinya Aaron juga mengetahui betul apa yang dimaksud Savita. Jadi, diharapkan Aaron akan membantu.
"Tidak apa-apa, Ma. Savita ini hanya kelelahan. Sudah periksa ke dokter juga. Sungguh, tidak ada yang mengkhawatirkan," papar Savita, menjelaskan dengan penuh ketenangan.
