Tangan Aaron mengepal. Ia emosi karena perhatian berlebih Liam pada istrinya. Alice jadi harus bertindak lagi. Ya, setelah ia sempat mendelik barusan.
"Sudah. Ada suaminya di sini. Lagipula kamu masih sakit, butuh istirahat juga."
Savita yang menyimak itu hendak menanggapi.
"Betul itu. Pulang dan istirahatlah, Liam!"
Alice semakin kesal. Ingin rasanya ia menegur, tapi seperti biasa, tidak enak hati pada Aaron.
Selain Alice yang menunjukkan sikap negatif, tampaknya Aaron juga. Jelas ia bad mood, tapi berusaha cool.
"Ya sudah. Sampai jumpa!"
"Ya."
Alice mendelik lagi. Sungguh, kesal betul ia dengan suaminya. Di sisi lain, Aaron juga sama. Entah sudah berapa kali ia menahan emosi dengan cara mengepalkan tangan.
Alice menggamit lengan Liam. Ya, ia merasa perlu mengendalikan sang suami. Liam lalu diarahkan untuk mulai melangkah menjauh.
"Aku pergi, ya, Aaron."
"Ya. Terima kasih sudah menjenguk."
"Oke."